Kamis, 08 Mei 2014

Field Trip: Menjelajahi Gelapnya Goa Pindul




Tas-tas masih tergeletak di depan bus, begitu pula dengan pemiliknya. Semuanya sudah bersiap-siap di halaman kampus. Hawa dingin yang menelanjangi kampus IAIN Cirebon membawa kami tak sabar untuk segera pemberangkatan. Jumat malam, 26 April 2014, sekitar pukul 09:00, setelah menunggu beberapa lama akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba, memulai pemberangkatan dan mengemas barang-barang bawaan kami.
Akan tetapi, sebelum pemberangkatan, terlebih dahulu adanya pengarahan dari pembina (dosen) dan panitia, karena sudah seharusnya pengarahan ini dilakukan untuk persiapan ketika sampai di tempat tujuan. Ya, tempat tujuan kami tak lain adalah ke kota pendidikan. Sebuah tugas praktikum lapangan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Ini merupakan kali pertama di tahun akademik 2013-2014 kususnya semester 2. Tempat tujuan pertama kmai adalah ke Goa Pindul. Untuk sampai ke sana, kami menggunakan tiga bus, masing-masing berisi kelas biologi A, B dan C. Dan beberapa dosen serta asisten praktikum.
Sebelum pemberangkatan, tak lepas kami berdoa untuk keselamatan agar tiba selamat ke tempat. Mobil telah malaju, terus melaju membelah dinginnya kota Cirebon yang kian menjauh, diiringi harapan dan penasaran. Seperti apa goa pindul itu? Ada apa di dalamnya? pertannyaan itu terkadang menggantung di pikiran kami. Bagi yang belum pernah ke sana! Alunan musik dan udara dingin AC di dalam bus menemani kami dalam perjalanan. Hingga terlelap tidur.
***
Jadwal yang seharusnya sampai ke Goa Pindul pukul tujuh pagi, tampaknya tak sesuai rencana. Entahlah! Mungkin akibat perjalanan yang sedikit dalam kemacetan, atau laju mobil yang terlalu pelan, atau ketika pemberangkatan terlalup larut malam. Akan tetapi, tak sedikit masalah bagi kami, yang penting sampai dalam keadaan selamat. Jam menunjukan pukul lima pagi, untuk sampai ke Goa Pindul sekitar memerlukan waktu tiga jam lagi. Kami mencari masjid untuk melaksanakan shalat subuh. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan kembali.
Rasa lelah semalaman duduk di bus sepertinya akan terbayar sudah ketika kami sudah melihat sinyal-sinyal Goa Pindul sudah dekat. Di mana spanduk-spanduk yang membuat kami penasaran itu terbentang di samping jalan-jalan. Alhamdulillah, sekitar pukul sembilan, akhirnya kami tiba di kawasan wisata Goa Pundul. Wisata ini terletak di Dusun Gelaran I, Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta. Masih terletak di sebelah selatan Yogyakarta.
Sesampai di sana, terlebih dahulu meluangkan waktu untuk istirahat meluruskan tulang-tulang yang kian bengkok ini, dan dilanjutkan dengan sarapan. Sebelum menjelajahi Goa Pindul, terlebih dahulu memakai pelampung dan ban untuk keselamatan, dan yang lebih terpenting adalah di bimbingan oleh beberapa pemandu. Untuk sampai ke kawasan Goa Pindul, nampaknya harus berjalan lagi. Dengan kondisi tanjakan dan banyak kerikil. Walau panas terik, tak menjadi penghalang bagi kami. Semangat kami jauh lebih besar.
Setelah tiba di tempat start, kami langsung menurunkan ban ke air yang dibawa masing-masing untuk menahan beban kami. Bila dilihat, untuk menyeburkan ke sungai harus menunggu antrian karena banyaknya para wisatawan, termasuk kami, mahasiswa IAIN Cirebon! belum lagi para wisatawan yang kian berdatangan. Sempat macet! bahkan untuk memasuki Goa Pindul, bisa menunggu beberapa menit.
Ketika sudah berada dalam permukaan sungai, dengan tubuh sudah dilapisi pelampung dan ditahan oleh ban besar, hal yang penting agar tidak terpisah adalah saling memegang tali ban satu sama lainnya. Kedalaman sungai kecil goa ini hingga 1-10 meter.
***
Gelap. Gema suara. Tetesan air. Itulah yang kami rasakan ketika berada di dalam goa. Hanya beberapa sorot cahaya senter oleh para pemandu. Pemandu ini pula bertugas untuk menjelaskan dan menggiring perjalanan kami selama penjelajahan di dalam Goa Pindul ini. Di antaranya, terdapat batuan-batuan stalaktit dan stalagmit yang begitu cantik. Kami melihat langsung keindahan pahatan alam dari tetesan air.
Batuan tersebut tak henti meneteskan air. Konon, batuan ini diperkirakan tumbuh sekitar 1 milimeter per 10 tahun. Ya, bila dibayangkan batuan ini mungkin telah terbentuk hingga jutaan tahun lalu. Pangkal stalaktit ini berdiameter sekitar 4-5 meter. Saking besarnya, ia pun disebut soko guru atau tiangnya gunung. Ada yang berbentuk bunga, dan bisa terlihat apabila diterangi oleh sinar atau senter, permukaannya juga seolah memantulkan cahaya.
Para pemandu tak henti menejelaskan kepada kami. Goa Pindul ini panjangnya sekitar 350 meter. Hingga setengah perjalanan, kami melewati beberapa celah sempit. Batuan-batuan indah yang disoroti senter tak henti menyapa wisatawan yang penuh semangat. Kelelawar yang berterbangan menjadi hiasan bingkai dalam gelapnya suasana. Konon, tetesan dari batuan stalaktit ini juga berkhasiat memberi awat muda apabila dioleskan ke wajah.
Untuk melewati Goa ini, kami harus melewati tiga zona yang berbeda. Yaitu gelap, remang dan terang. Berulah akan terlihat terang ketika akan sampai ke ujung goa. Ya, sebelum keluar dari bibir goa yang berbeda, terlihat cahaya yang masuk dari atas. Lumayan tinggu. Tak terasa sudah sekitar 50 menit kami menulusuri gelapnya Goa Pindul. Banyak pelajaran yang berharga yang kami terima. Goa Pindul ini merupakan salah satu dari beberapa banyak kebesaran-Nya. Ciptaan Allah Swt yang begitu indah dan tampak tersembunyi. Kami bisa menyaksikan dan merasakannya. Semoga dengan Praktikum Lapangan ini juga, bisa menumbuhkan iman kita semua.
Di akhir penjelajahan gelapnya Goa Pundul. Tidak afdol apabila tidak menyeburkan diri. Dan tujuan kami selanjutnya adalah ke pabrik penyulingan minyak kayu putih..

Penulis: Ari Irawan
Biologi C/2
HIMBIO IAIN CIREBON Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Selasa, 06 Mei 2014

Coba, Apa Salah Saya?


"Kenyataanya, siapa yang akan menentukan maju mundurnya negara? merekalah para wakil rakyat, yang berasal dari partai-partai politik. Dan kalau orang-orang parpol banyak mendapat dana besar, kiranya itu sangat wajar. Mengapa?
Pertama, mereka adalah penentu masa depan negara. Jadi mereka semua harus cerdas. Jangan bodoh. Karena kalau bodoh tidak bisa mikir negara. dan untuk cerdas, mereka butuh uang. Karena mereka harus hidup teratur dengan gizi terjamin. Mereka juga harus sehat. Karena untuk mikirin urusan diri sendiri aja harus sehat, apalagi mikirin urusan orang banyak. Dan untuk sehat butuh uang. Jangan sampai mereka makan sembanrangan.
Kedua, partai-partai politik kenyataannya memperkerjakan banyak kader. kader-kader itu bukankah juga butuh makan? Sementara orang-orang yang hanya berpikir dirinya dan keluarganya aja butuh makan enak, apalagi mereka yang berjuang untuk partai, sementara partai tulang punggung negara. mereka adalah para pejuang, yang layak mendapat fasilitas. Orang yang bekerja untuk perusahaan saja digaji dan dikasih tunjangan, apalagi mereka, para pejuang ini.
Ketiga, orang-orang yang akhirnya terpilih jadi wakil rakyat, untuk terpilih butuh pengorbanan besar. Dan itu semua demi bangsa. Sawah mereka dijual, Ternak mereka jual. Habis harta mereka. Lantas apakah mereka tidak layak mendapat ganti rugi? sementara orang berdagang aja harus untung., apalagi mereka. Mereka layak menapat keuntungan lebih, karena mereka telah mencurahkan energi dan pikiran mereka demi negara.
Jadi, tolong anda mengerti perjuangan kami." Coba, apa aku salah???
"Kalau aku korupsi, apa itu salah? selama yang korupsi itu bukan orang asing, dan tidak ditanam di luar negeri, berarti uang itu tidak keluar dari negara kita. Jadi tidak akan mengurangi total pendapatan nasional. Berarti pendapatan per kapita tidak akan berkurang. Berarti kemakmuran rakyat tetap bisa dipertahankan.
Juga,  uang korupsi itu kan bukan aku yang makan. untuk dikasihkan ke sana ke sini. mereka-mereka yang aku kasih itu, apa bukan rakyat? Nyuap polisi aparatur negara yang lain. Mereka rakyat juga kan?
Uang korupsi itu nanti untuk membangun gedung atau proyek-proyek lain. Ini kan justru menyerap banyak tenaga kerja? Bagi rakyat itu nggak penting mereka kerja di mana, apakah proyek itu hasil korupsi atau tidak. Tidak penting! Yang penting mereka itu dapat pekerjaan. Bisa makan.
Jadi, apa aku merugikan rakyat??? Apa Salahku, Coba???

Created by : Ahmad Zimrost 
Alumni Himbio 2013
HIMBIO IAIN CIREBON Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com